Sabtu, 15 Desember 2012

Percakapan Bahasa Inggris


Andi                       : Hi, Firdaus.
Firdaus                  : Hi, Andi.
Andi                       : How are you?
Firdaus                  : I’m fine, so does my family.
                                How about you’re family?
Andi                       : They are fine. Thank you.
Firdaus                  : By the way what does your father job??
Andi                       : He's an entreprenur.
Firdaus                 : where he works?
Andi                       : He works in malaysia.
Firdaus                 : how many times a year he comes home?
Andi                       : he comes home once a year.
                                By the way, what is your father job?
Firdaus                  : he’s a farmer.
Andi                       : where he works?
Firdaus                  : he works in the fields.
Andi                       : what plants he cropping in the field?
Firdaus                 : plants that he is cropping corn, chili, peanut and others.
Andi                       : and what does your mother job?
Firdaus                 : she is a housewife.
Andi                      : oh, thank you. I'm sorry to rush, bye.
Firdaus                 : ok, bye.

Manfaat Beras Merah


Manfaat Beras Merah
Manfaat Beras Merah - Selama ini, kita hanya mengonsumsi beras putih saja, sehingga kita cenderung tidak tertarik untuk mencoba jenis yang lain. Padahal sebenarnya masih ada beberapa jenis yang memiliki kandungan sama atau bahkan lebih baik dari pada beras putih, misalnya seperti manfaat beras merah
Experimental Biology annual conference pernah melakukan riset pada tanggal 24-28 April di Anaheim, California, AS. Hasil dari riset tersebut diketahui terdapat dua jenis beras beras yang dapat mengurangi tekanan darah tinggi dan resiko serangan jantung, yaitu beras merah dan setengah-giling.
Dari hasil penelitian itu juga simpulkan bahwa manfaat beras merah jauh lebih baik dari beras putih, terutama sebagai pelindung tubuh dari penyakit arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) dan tekanan darah tinggi.
Salah seorang peneliti bernama Satoru Eguci, profesor fisiologi di Temple University School of Medicine di Philadelphia, AS mengatakan bahwa riset yang mereka lakukan menunjukkan bahwa beras mempunyai potensi yang mungkin menjadi titik awal yang baik untuk meneneliti obat pencegah penyakit kardiovaskuler.
Eguci bersama koleganya sebelumnya pernah mengatakan bahwa riset yang mereka lakukan adalah mencatat zat angiotensin II yang terkandung pada beras merah. Zat inilah yang membuat salah satu manfaat beras merah adalah mampu mengatasi penyumbatan arteri dan tekanan darah tinggi.
Zat angiotensin II itu terdapat di lapisan beras yang terkelupas saat proses beras merah diubah menjadi beras putih. Agar lapisan tersebut tidak terkelupas, ketika menggiling beras harus menggunakan alat tradisional seperti masyarakat Jepang.
Ringkasan tentang Manfaat Beras merah
Berikut ini adalah beberapa manfaat beras merah yang mungkin dapat menjadi referensi bagi Anda untuk mempertimbangkan variasi makanan pokok selain beras putih:
Beras merah dapat membuat kulit lebih halus serta mengatasi alergi.
Beras merah dapat mencegah maupun mengatasi berbagai penyakit degeneratif seperti Diabetes militus, hipertensi, asma, lever, dll.
Beras merah memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga dapat mengatasi gangguan pencernaan, sembelit, perut kembung, serta menurunkan kadar kolesterol darah.
Beras merah mampu meningkatkan stamina, memperkuat tubuh, dan mengatasi cepat lelah.
Beras merah memiliki kandungan vitamin B yang tinggi yang bermanfaat mencegah penyakit beri-beri, sakit pinggang, reumatik, ataupun kesemutan

Rabu, 05 Desember 2012

MAKALAH TRADISI PENULISAN SEJARAH DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tradisi penulisan sejarah di Indonesia mengalami perkembangan sesuai dengan zamannya.
Oleh karena itu, pembuatan makalah ini mudah-mudahan dapat membantu mempekenalkan tradisi penulisan sejarah di Indonesia agar dapat lebih familiar dan dapat menjadi sebuah media penyalur sejarah yang lebih banyak peminatnya.

B.     Rumusan Masalah
  1.    Apa yang dimaksud dengan historiografi ? 
  2.    Apa saja macam-macam historiografi ? 
  3.  Apa saja ciri-ciri seminar sejarah nasional satu dan dua ?

C.    Tujuan
  1.  Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari penulisan sejarah.
  2. Untuk mengetahui macam-macam historiografi.
  3.  Untuk mengetahui ciri-ciri seminar nasional satu dan dua.   
    BAB II 
    PEMBAHASAN 

    A.      Pengertian
    Historiografi adalah corak penulisan sejarah yang banyak ditulis oleh para pujangga karya – karya mereka bertujuan untuk melegitimasi kedudukan raja yang mempunyai ciri – ciri magis, religius, bersifat sakral, menekankan pada mitologi yang bersifat anakronisme, etnosentrisme, dan berfungsi sosial psikologis untuk memberi kohesi pada suatu masyarakat tentang kebenaran suatu dinasti.

    B.       Macam – macam Histeriografi
    1.         Historiografi tradisional adalah penulisan sejarah yang berasal dari masa tradisional yakni masa kerajaan – kerajaan kuno. historiografi tradisional yang bersifat fiksi, disebabkan oleh alam pikiran masyarakat yang belum bersifat rasional dan objektif. Uraian historiografi tradisional merupakan gambaran dari pikiran masyarakat yang magis-religius. Maksud dari uraian ini yaitu isi dari naskah-naskah lama sangat dipengaruhi oleh uraian unsur-unsur kepercayaan masyarakat setempat di mana naskah itu dibuat. Pada masyarakat yang masih tradisional, terdapat kepercayaan-kepercayaan yang memandang bahwa kehidupan manusia sangat ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar manusia. Kekuatan-kekuatan itu dapat berupa alam, para dewa, benda-benda yang dianggap sakral, dan lain-lain. Manusia tidak mampu mengubah diri oleh dirinya sendiri.
    Kedudukan manusia dalam suatu perubahan lebih berperan sebagai objek, bukan subjek atau penentu. Di beberapa daerah di Indonesia terdapat cerita yang bersumber dari historiografi tradisional tentang asal usul daerah tersebut. Di dalam sumber-sumbertersebut misalnya, diceritakan bahwa sebelum terbentuknya suatu tatanan kehidupan yang teratur dalam daerah tersebut, keadaannya krisis atau serba tidak menentu. Dalam keadaan yang demikian, maka sang dewa menurunkan utusannya untuk memperbaiki keadaan krisis. Utusan dewa itu kemudian menikah dengan wanita yang ada di daerah tersebut. Setelah turunnya utusan dewa maka keadaan di daerah itu menjadi baik dan mulailah tersusun suatu pemerintahan atau kerajaan. Hasil perkawinan antara utusan dewa dengan wanita yang dinikahinya ini kemudian menjadi pewaris atau silsilah penguasa kerajaan. Dalam masyarakat di Sulawesi Selatan, contoh cerita tersebut merupakan mitos Tomanurung.
    Gambar 2.4 Contoh Bentuk Historiografi Tradisional
    Gambar 2.4 Bagian Teks Hikayat Perang Sabil Contoh Bentuk Historiografi Tradisional
    Berdasarkan contoh cerita historiografi tersebut, terlihat bagaimana manusia tidak menjadi penentu dalam suatu cerita sejarah. Terbentuknya asal usul suatu daerah berdasarkan cerita historiografi tradisional, bukan ditentukan oleh manusia. Penentunya adalah dewa. Ketika dewa menurunkan utusannya ke muka bumi, maka terbentuklah suatu tatanan masyarakat. Historiografi di Indonesia mengalami perkembangan. Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, historiografi Indonesia diawali dengan perkembangan historiografi tradisional. Bentuk historiografi tradisional tersebut adalah naskah kuno sebagaimana yang telah dibahas, contoh dari historiografi yaitu babat dan hikayat.
    Ciri – ciri dari histeriografi yaitu :
    a.       Religio sentris yaitu segala sesuatu yang dipusatkan pada raja atau keluarga raja.
    b.      Religio magis yaitu dihubungkan dengan segala kepercayaan yang dianggap ghaib.
    c.       Raja atau pemimpin dianggap mempunyai kekuatan ghaib dan kharisma
    d.      Bersifat regio sentris atau kedaerahan
    Historiografi tradisional dibagi menjadi tiga yaitu :
    a.       Tradisional kuno, ciri – cirinya yaitu :
    -          Bersifat religio magis
    -          Bersifat keraton sentris
    -          Untuk menaikkan martabat kasta brahma
    b.       Tradisional tengah, ciri – cirinya yaitu :
    -          Bersifat etnosentris
    -          Bersifat naratif konsepsional
    -          Bersifat monoficial
    c.       Tradisional baru, cirinya yaitu :
    -          Bersifat kronologi
    -          Bersifat etnosentris
    -          Bersifat feodalistik
    2.         Historiografi kolonial adalah penulisan sejarah yang membahas penjajahan. Misal nya penjajahan Belanda di Indonesia,banyak dilakukan oleh orang-orang yang belum banyak mengerti Indonesia.
    Sifat pokok Histeriografi kolonial :
    a.       Eropasentris atau Belanda
    b.      Permasalahan yang di bahas adalah aktivitas bangsa Belanda
    c.       Aktivitas rakyat tanah jajahan[rakyat Indonesia]hampir di abaikan sama sekali.
    3.         Historiografi Nasional/Modern adalah penulisan sejarah yang mengungkapkan kehidupan bangsa dan rakyat Indonesia dalam sejarah aktivitas nya,baik politik,ekonomi,sosial maupun budaya dan sudut pandang bangsa Indonesia.
    Ciri-ciri Historiografi Nasional :
    a.       Indonesia sentris
    b.      Sesuai dg cara pandang bangsa Indonesia
    c.       Mengandung character atau nation-bulding(pembangunan karakter bangsa)
    d.      Disusun oleh orang-orang atau penulis-penulis Indonesia sendiri.
    Penulisan sejarah yang bersifat indonesiasentris harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
    1.      Sejarah yang mengungkapkan “sejarah dari dalam” yang menempatkan bangsa Indonesia sebagai pemeran utama.
    2.      Penjelasan sejarah Indonesia diuraikan secara luas, dengan uraian yang mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
    3.      Erat berhubungan dengan kedua pokok di atas, perlu ada pengungkapan aktivitas dari pelbagai golongan masyarakat, tidak hanya para bangsawan atau ksatria, tetapi juga dari kaum ulama atau petani serta golongangolongan lainnya.
    4.      Untuk menyusun sejarah Indonesia sebagai suatu sintesis, yang menggambarkan proses perkembangan ke arah kesatuan geo-politik seperti yang kita hadapi dewasa ini, maka prinsip integrasi perlu dipergunakan untuk mengukur seberapa jauh integrasi itu dalam masa-masa tertentu telah tercapai.

    C.      Seminar Sejarah Nasional I
    Untuk memecahkan persoalan penulisan sejarah yang indonesiasentris, maka diadakanlah Seminar Sejarah Nasional I pada tanggal 14 sampai dengan 18 Desember 1957 di Yogyakarta. Seminar ini dilaksanakan melalui Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan tanggal 13 Maret 1957 No.28201/5. Topik yang dibicarakan dalam seminar tersebut meliputi:

    1. Konsep filosofis sejarah nasional;
    2. Periodisasi sejarah Indonesia;
    3. Syarat penulisan buku pelajaran sejarah nasional Indonesia;
    4. Pengajaran Sejarah Indonesia di sekolah-sekolah;
    5. Pendidikan Sejarawan;
    6. Pendidikan dan pengajaran bahan-bahan sejarah.
    Pemerintah memiliki kepentingan dalam penyelenggaraan seminar tersebut. Bangsa Indonesia saat itu belum lama merdeka. Untuk membangun karakter kebangsaan pada diri masyarakat Indonesia adalah melalui pengajaran sejarah. Jadi, bagi pemerintah penulisan sejarah yang indonesiasentris merupakan suatu keharusan.

    D.      Seminar Sejarah Nasional II
    Penulisan sejarah yang indonesiasentris muncul kembali dalam Seminar Sejarah Nasional Kedua di Yogyakarta pada tahun 1970. Seminar ini relatif lebih berkualitas dibandingkan dengan seminar yang pertama. Hal ini dikarenakan mulai adanya generasi baru sejarawan yang mempresentasikan kertas kerjanya. Pokok pembicaraan sudah mulai mengarah kepada periodisasi Sejarah Indonesia, yaitu mulai dari periode prasejarah sampai dengan periode yang paling modern.
    Dalam seminar yang kedua ini juga muncul perkembangan pemikiran, yaitu perlunya penulisan buku sejarah untuk digunakan di sekolah. Keperluan ini sangat mendesak. Untuk melaksanakan aspirasi yang berkembang dalam seminar sejarah yang kedua itu, akhirnya pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan SK. No.0173/1970 mengangkat Panitia Penyusunan Buku Standard Sejarah Nasional Indonesia berdasarkan Pancasila yang dapat digunakan di Perguruan Tinggi dan sekaligus akan dijadikan bahan dari buku teks sejarah untuk sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan tingkat atas. Panitia ini berhasil menyusun buku teks Sejarah Nasional sebanyak enam jilid.
    Buku tersebut disusun dengan periodisasi sebagai berikut.
    1.    Jilid I, zaman prasejarah di Indonesia.
    2.    Jilid II, zaman kuno (awal masehi sampai 1600 M).
    3.    Jilid III, zaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia (1600 M-1800 M).
    4.    Jilid IV, abad kesembilan belas (1800 M-1900 M).
    5.    Jilid V, zaman kebangkitan nasional dan masa akhir Hindia Belanda (1800-1900 M)
    6.    Jilid VI zaman Jepang dan zaman Republik Indonesia (1942-sekarang).
    Kegiatan seminar tidak berhenti sampai seminar sejarah yang kedua.
    BAB III
    PENUTUP

    A.      Kesimpulan
    Dapat disimpulkan bahwa penulisan sejarah di indonesia mengalami perkembangan sesuai dengan zaman nya.tapa pada masa sekarang penulisan sejarah ini berkembang berbagai penulisan sejarah khusus nya masalah pendekatan dan metodologi.